Kelompok: 3
KEPEMIMPINAN
PENDIDIKAN ISLAM
Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas pada matakuliah:
Manajemen
Pendidikan Islam
Disusun Oleh:
Nama
NPM
Ahmad Ramadhan 1611010391
Angga Pratama
Putra 1611010369
Muhammad Alif Naufal
J 1611010400
Semester/Kelas 3/H
Dosen Pengampu matakuliah:
Sairul Basri, S.Ag. M.Pd.I
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN
AJARAN
2017/2018
KATA PENGANTAR
السلام عليكم ورØمة الله وبركاته
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan
sehingga penulisan makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Pembuatan
makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah "Manajemen Pendidikan Islam".
Shalawat teriring salam kami haturkan
kepada baginda Nabi besar kita, Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau yang setia
sampai akhir zaman, semoga kita semua mendapat syafa’at beliau di yaumul qiamah
kelak. Aamiin ya robbal ‘alamin.
Selanjutnya kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing Bapak Sairul Basri, S.Ag. M.Pd.I dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulis makalah ini.
Dalam
penulisan makalah ini kami sadari bahwa
masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisannya, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
والسلام عليكم ورØمة الله وبر كاته
Bandar Lampung,
26 September 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah............................................................................ 2
C.
Tujuan
Masalah................................................................................ 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan Pendidikan Islam.................................................... 3
1.
Pengertian
Kepemimpinan......................................................... 3
2.
Pengertian
Pendidikan............................................................... 4
3.
Pengertian
Pendidikan Islam..................................................... 5
4.
Kepemimpinan
Pendidikan Islam.............................................. 6
5.
Ciri-Ciri
Kepemimpinan yang efektif........................................ 8
6.
Kepemimpinan
dalam pendidikan............................................. 9
7.
Tipe-Tipe
Kepemimpinan dalam Pendidikan............................. 10
8.
Fungsi
Kepemimpinan Pendidikan............................................ 12
BAB III. PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini manusia sedang
menghadapi perubahan yang begitu cepat yang timbul sebagai dampak dan kewajiban
ilmu pengetahuan. Apalagi jika didasarkan pada asumsi bahwa segala problem itu
berpangkal dan suatu penerapan konsep pendidikan yang merangsang serta
mendorong progresivitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak terkendali.
Di kalangan Islam juga
muncul berbagai isu tentang krisis pendidikan serta problem lainnya yang dengan sangat mendesak menuntut suatu pemecahan berupa
terwujudnya suatu sistem pendidikan yang didasarkan atas konsep Islam.
Salah satu solusi pemecahannya adalah pembenahan manajemen dan
kepemimpinan dalam pendidikan. Selain dari dunia bisnis, negara maupun organisasi manajemen mempunyai peran penting untuk
mengantarkan kemajuan pendidikan. Kalau manajemen negara mengejar kesuksesan
pembangunan sedangkan manajemen pendidikan (sekolah) mengejar kesuksesan
perkembangan anak manusia melalui pelayanan-pelayanan pendidikan yang memadai.
Pada makalah ini akan
dipaparkan pengertian kepemimipinan pendidikan Islam beserta hal-hal yang
terkait dengan kepemimpinan pendidikan Islam guna mencapai tujuan pendidikan
Islam itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah adalah sebahai berikut:
1.
Apa
pengertian Kepemimpinan?
2.
Apa
pengertian Pendidikan?
3.
Apa
pengertian Pendidikan Islam?
4.
Apa
Kepemimpinan Pendidikan Islam?
5.
Apa
Ciri-Ciri Kepemimpinan yang efektif?
6.
Bagaimana
Kepemimpinan dalam Pendidikan?
7.
Bagaimana
Tipe-Tipe Kepemimpinan dalam Pendidikan?
8.
Apa
Fungsi Kepemimpinan Pendidikan?
C. Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui pengertian Kepemimpinan
2.
Untuk
mengetahui pengertian Pendidikan
3.
Untuk
mengetahui pengertian Pendidikan Islam
4.
Untuk
mengetahui Kepemimpinan Pendidikan Islam
5.
Untuk
Mengetahui Ciri-Ciri Kepemimpinan yang efektif
6.
Untuk
Mengetahui Kepemimpinan dalam pendidikan
7.
Untuk
Mengetahui Tipe-Tipe Kepemimpinan dalam Pendidikan
8.
Untuk
Mengetahui Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kepemimpinan Pendidikan Islam
1.
Pengertian Kepemimpinan
Secara umum, kepemimpinan (leadership) adalah kegiatan manusia dalam
kehidupan. Secara etimologi, kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
berasal dari kata dasar “pimpin” yang jika mendapat awalan “me” menjadi “memimpin” yang berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing.
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan agar
mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan
efektif untuk mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa kepemimpinan adalah sifat yang harus
dimiliki oleh perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali
untuk mempengaruhi orang-orang dan mekanisme kerja guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.[1]
Definisi lain dari kepemimpinan adalah sesuatu yang dimiliki oleh seseorang
sehingga seseorang tersebut mampu menggerakkan orang-orang untuk melakukan
perbuatan atau tindakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
Pemimpin pada hakekatnya adalah seorang yang
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi prilaku orang lain didalam
kerjaanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin
memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan
dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap pemberian tugas pemimpin
harus memberikan suatu arahan dan bimbingan yang jelas, agar bawahan dalam
melaksanakan tugannya dengan mudah dan hasil yang dicapai sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian kepemimpin mencakup distribusi kekuasaan yang tidak sama di
antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan
anggota dan juga dapat memberikan pengaruh, dengan kata lain para pemimpin
tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga
dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga
terjalin suatu hubungan social yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan
bawahan, yang akhirnya terjadi suatu hubungan timbal balik.
2.
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003,
adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian serta akhlak mulia. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa
pendidikan berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan berupa awalan ‘pe’
dan akhiran ’an’ yang berarti proses atau cara perbuatan mendidik. Maka
definisi pendidikan menurut bahasa yakni perubahan tata laku dan sikap
seseorang atau sekelompok orang dalam usahanya mendewasakan manusia lewat
pelatihan dan pengajaran.
Menurut Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, pengertian
pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud
menuntun segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai
manusia dan anggota masyarakat mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.[2]
Kata pendidikan menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi
yaitu: pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan mengajar seperti yang
dikenal sehari-hari. Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai
masalah tentang hakekat dan kegiatan mendidik dan mengajar dari zaman ke
zaman dan mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang telah berkembang
begitu luas dan mendalam.
Dari titik tolak itu dapatlah disimpulkan pengertiannya “kepemimpinan
pendidikan” adalah sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi,
mengkoordinir, dan menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan
pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya
kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efesien didalam
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan.
3. Pengertian Pendidikan Islam
Untuk memberikan pengertian
pendidikan Islam, lebih bijaknya kalau melihat konsep pendidikan terlebih
dahulu. Menurut Ki Hajar Dewantoro, mendidik adalah menuntun segala kekuatan
yang ada pada anak-anaknya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat
sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.[3]
Sedangkan menurut Ahmad D.
Marimba adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap
terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.[4]
Dari pengertian tersebut di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan itu dilaksanakan oleh orang
dewasa yang ditujukan kepada anak yang merupakan benih yang berkembang
membutuhkan bimbingan dan bantuan. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting
bagi anak calon manusia dewasa yang akan mengemban tugas melaksanakan dan
melanjutkan kekhalifahan di bumi yang mempunyai tanggung jawab di hadapan
Allah.
4. Kepemimpinan Pendidikan Islam
Ada hubungan antara manajemen dengan kepemimpinan. Sondang P. Siagian
menegaskan bahwa inti manajemen ialah kepemimpinan. Dengan pengertian lain,
manajemen lebih luas daripada kepemimpinan, atau kepemimpinan berada dalam
lingkup manajemen.
Dalam bahasa Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah,
al-imarah, al-qiyadah, atau al-zaamah. Sementara itu, untuk meyebut istialah
kepemimpinan pendidikan, para ahli lebih memilih istilah qiyadah tarbawiyah.
Dalam Islam, kepemimpinan begitu penting. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dari Abu
Said dari Hurairah bahwa keduanya berkata, Rasulullah bersabda, “Apabila tiga
orang keluar berpergian, hendaklah mereka menjadikan salah satu sebagai
pemimpin.” (HR. Abu Dawud).[5]
Ali Muhammad Taufiq menjelaskan macam-macam sifat kondusif yang harus
dimiliki oleh pemimpin berikut ini:
a.
Memiliki pengetahuan dan kemampuan
yang cukup untuk mengendalikan perusahaan/ organisasinya.
b.
Memfungsikan keistimewaan yang lebih
dibanding orang lain (QS. Al-Baqorah: 247).
c.
Memahami kebiasaan dan bahasa orang
yang menjadi tanggung jawabnya (QS. Ibrahim: 4).
d.
Mempunyai karisma dan wibawa di
hadapan manusia atau orang lain (QS. Hud: 91).
e.
Konsekuen dengan kebenaran dan tidak
mengikuti hawa nafsu (QS. Shad: 26).
f.
Bermuamalah denga lembut dan kasih
sayang terhadap bawahannya, agar orang lain simpatik kepadanya (QS. Ali-Imaran:
159).
g.
Menyukai suasana saling memaafkan
antara pemimpin dan pengikutnya, serta membantu mereka agar segera terlepas
dari kesalahan (QS. Ali-Imran: 159).
h.
Bermusyawarah dengan para pengikut
serta mintalah pendapat dan pengalaman mereka (QS. Ali-Imran : 159).
i.
Menerbitkan semua urusan dan
membulatkan tekad untuk bertawakal kepada Allah (QS. Ali Imran: 159).
j.
Membangun kesadaran akan adanya
pengawasan dari Allah (muraqabah) sehingga terbina sikap ikhlas dimana pun,
kendati tidak ada yang mengawasi kecuali Allah.
k.
Memberikan santunan sosial (takaful
ijtima’) kepada para anggota, sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang
menimbulkan rasa dengki dan perbedaan strata sosial yang merusak (QS. Al-Hajj:
41).
l.
Mempunyai power dan pengaruh yang
dapat memerintah serta mencegah karena seorang pemimpin harus melakukan kontrol
pengawasan atas pekerjaan anggota, meluruskan kekeliruan, serta mengajak mereka
untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran (QS. Al-Hajj: 41).
m.
Tidak membuat kerusakan di muka
bumi, serta tidak merusak ladang, keturunan, dan lingkungan (QS. Al-Baqarah:
205).
n.
Bersedia mendengar nasihat dan tidak
sombong karena nasihat dari orang yang ikhlas jarang sekali kita peroleh (QS.
Al-Baqarah: 206).
Bagi
pendidikan Islam, tidak bisa sekedar memiliki keinginan yang harus diikuti oleh
bawahan, tanpa bisa menunjukkan keteladanan bagi mereka.dalam Islam antara
ucapan dan perbuatan haruslah relevan. Sebagaimana firman Allah Swt:
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan? Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan... (QS. Al- Shaff: 2-3).
Inspirasi
yang dapat ditangkap dari ayat tersebut adalah:
a.
Anjuran bagi orang-orang yang
beriman untuk menjaga konsisten antara keyakinan, lisan, dan perbuatan.
b.
Larangan bersikap inkonsisten antara
perkataan dan perbuatan.
c.
Peringatan supaya berhati-hati dalam
meyerukan sesuatu.
d.
Keharusan untuk mengukur/
mengevaluasi diri sendiri.
e.
Anjuran untuk menjadi teladan
terlebih dahulu sebelum mengatakan sesuatu.[6]
5. Ciri-ciri kepemimpinan yang efektif
Adapun ciri-ciri kepemimpinan yang efektif adalah sebagai berikut :
a. Memiliki Intelegensi tinggi (intelligence), Seharusnya seorang pemimpin
harus mempunyai tingkat intelegensi yang lebih tinggi dari bawahannya.
b. Kematangan jiwa sosial (Sosial maturity and breadth), Pemimpin biasanya
memiliki perasaan/ jiwa yang cukup matang dan mempunyai kepentingan serta
perhatian yang cukup besar terhadap bawahannya.
c. Motivasi terhadap diri dan hasil (inner motivation and achievement drives),
Para pemimpinan senantiasa ingin membereskan segala sesuatu yang menjadi tugas
dan tanggung jawab.
d. Menjalin hubungan kerja manusia (Human relation attides), Pemimpin harus
dapat bekerja secara efektif dengan orang lain atau dengan bawahannya.[7]
6. Kepemimpinan dalam pendidikan
Salah satu bentuk
kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala sekolah. Kepala
sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. karena ia
merupakan pemimpin dilembaganya, Mulyasa mengatakan, kegagalan dan keberhasilan
sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah karena mereka merupakan
pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh sekolah menuju tujuannya.
Sekolah yang efektif, bermutu, dan favorit tidak lepas dari peran kepala
sekolahnya. Maka ia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu
melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik. Kepala sekolah
harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan
pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara
informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya.
Secara garis besar kualitas dan kompetensi kepala
sekolah dapat dinila dari kinerjanya dalam mengaktualisasikan fungsi dan
perannya sebagai kepala sekolah salah satunya adalah sebagai pemimpin di
sekolah. Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan
pegawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua
arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah
sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan
kemempuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader tercermin
dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko,
dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, teladan.
7. Tipe-tipe Kepemimpinan dalam pendidikan
a. Tipe otoriter
Pada kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan atau policy dasar
ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada
bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan
konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter
berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya. Dia
bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak boleh dibantah.
b. Tipe laissez faire
Pada tipe laissez faire ini pemimpin memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada setiap anggota staf di dalam tata procedur dan apa yang
akan dikerjakan uuntuk pelaksanaan tugas-tugas jabatan mereka. Mereka mengambil
keputusan dengan siapa ia hendak bekerjasama. Dalam penetapannya menjadi hak
sepenuhnya dari anggota kelompok atau staf lembaga pendidikan itu.
Pemimpin ingin turun tangan bilamana diminta oleh staf, apabila mereka
meminta pendapat-pendapat pemimpin tentang hal-hal yang bersifat teknis, maka
barulah ia mengemukakan pendapat-pendapatnya. Tetapi apa yang dikatakannya sama
sekali tidak mengikat anggota mereka boleh menerima atau menolak pendapat
tersebut.
Apabila hal ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal ini bila akan
menyelenggarakan rapat guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak pimpinan (kepala
Sekolah), tetapi bisa dilakukan tanpa acara. Rapat bisa dilakukan sebagai
anggota/ guru-guru dalam sekolah tersebut menghendakinya.
c. Tipe demokrasi
Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin selalu mengikut sertakan
seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah yang
bersifat demikian akan selalu menghargai pendapat anggota/ guru-guru yang ada
dibawahannya dalam rangka membina sekolah.
Sifat kepemimpinan yang demokratis pada waktu sekarang terhadap lebih dari
500 hasil researeh tentang kepemimpinan, jika bahan itu di manfaatkan
dengan baik maka kita akan dapat mempergunakan sikap kepemimpinan yang baik
pula.
Dalam hasil researeh itu menunjukkan bahwa untuk mencapai kepemimpinan yang
demokratis, aktivitas pemimpin harus:
1)
Meningkatkan interaksi
kelompok dan perencanaan kooperatif.
2)
Minciptakan iklim yang
sehat untuk perkembangan individual dan memecahkan
pemimpin-pemimpin yang potensial.
Hasil ini dapat dicapai apabila ada partisipasi yang aktif dari semua
anggota kelompok yang berkesempatan untuk secara demokrasi member kekuasaan dan
tanggung jawab. Pemimpin demokrasi tidak melaksanakan tugasnya sendiri.
Ia bersifat bijaksana di dalam pembagian pekerjaan dan tanggung jawab. Dapat
dikatakan bahwa tanggung jawab terletak pada pundak dewan guru seluruhnya,
termasuk pemimpin sekolah. Ia bersifat ramah dan slalu bersedia menolong
bawahannya dengan nasehat serta petunjuk jika dibutuhkan.
d. Tipe Pseudo Demokratis
Tipe ini disebut juga demokratis semua atau manipulasi diplomatik. Pemimpin
bertipe ini hanya tampaknya saja bersifat demokratis padahal sebenarnya dia
bersifat otokratik.
Nampak seperti demokratis tetapi semua karena tetap otoriter dan demi
kepentingan kelompok tertentu saja. Ide-ide atau gagasanyang ia terapkan selalu
didiskusikan tetapi akhirnya bawahan didesak untuk menerima ide pimpinan
tersebut sebagai keputusan bersama.
8. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
a.
Pemimpin membantu
terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan,
b.
Pemimpin membantu
kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan
dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan memjelaskan tujuan,
c.
Pemimpin membantu
kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam
menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling
efektif dan efisien,
d.
Pemimpin
bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok, dan
e.
Pemimpin bertanggung
jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.[8]
BAB III
Kesimpulan
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan agar
mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara lebih efisien dan
efektif untuk mencapai angka produktivitas kerja sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun
2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat
mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri,
kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan,
kepribadian serta akhlak mulia. Pendidikan menurut Pendidikan Islam merupakan
suatu hal yang penting bagi anak calon manusia dewasa yang akan mengemban tugas
melaksanakan dan melanjutkan kekhalifahan di bumi yang mempunyai tanggung jawab
di hadapan Allah. Dalam bahasa
Arab, kepemimpinan sering diterjemahkan sebagai al-riayah, al-imarah,
al-qiyadah, atau al-zaamah. Sementara itu, untuk meyebut istialah kepemimpinan
pendidikan, para ahli lebih memilih istilah qiyadah tarbawiyah. Dalam Islam,
kepemimpinan begitu penting. Ciri-ciri kepemimpinan
yang efektif adalah memiliki intelegensi
tinggi (intelligence), kematangan jiwa sosial (Sosial maturity and breadth),
motivasi terhadap diri dan hasil (inner motivation and achievement
drives), dan menjalin hubungan kerja
manusia (Human relation attides), Salah
satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala sekolah.
Tupoksi kepala sekolah adalah salah satunya adalah sebagai pemimpin du sekolah.
Tipe-tipe Kepemimpinan adalah sebagai berikut: Otoriter, Tipe laissez faire,
demokrasi, Tipe Pseudo Demokratis. Fungsi Kepemimpinan adalah
Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa
kebebasan dan pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut
serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan
dan memjelaskan tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. D. Marimba. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Al Ma’arif.
http://9wiki.net/pengertian-pendidikan/,
diakses 27 September 2017, jam 22.45 WIB.
Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Mujamil
Qomar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: Erlangga.
Tri Supriyatno, Marno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Kependidikan
Islam. Bandung: Refika Aditma.
Zahara Idris. 1981. Dasar-dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya.
[1] Tri Supriyatno, Marno, Manajemen
dan Kepemimpinan Kependidikan Islam, (Bandung: Refika Aditma, 2008), h. 30.
[5] Mujamil Qomar,
Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: Erlangga, 2007), h. 268-269.
[6]
Ibid, h.277-284.
[7]Siti
Fatimah, Manajemen pendidikan Islam , (Bandung: Al-fabeta, 2015), h. 81
dan 82.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar